Monday, September 20, 2010

Sepicing Mata Kancing

AKU malam, yang tak sempat
mengancing dada. Hatiku
hanggar kosong. Tubuhku landas
pacu. Kau, penerjun liar, jatuh di
seberang, hutan ilalang.

Mataku loket tiket, tak ada
berpenunggu, ini bulan hantu,
setiap penerbangan akan
terganggu. Kau pilot tua,
setengah buta dan peragu.

Tubuhku buta semata, telah
lepas sepicing mata kancing,
tertusuk duri: rindu yang liar,
nyaring, dan runcing!