Wednesday, April 13, 2005

Penjual Bunga di Jalanan Kota Bangkok

Aku bertanya, "adakah kau juga menjual doa?"

Kau tidak menjawab, kecuali seuntai senyum.
Aku tidak mengerti. Tapi kuartikan saja itu sebagai
sebuah peringatan: perjalanan tidak selalu
harus dimulaikan dari sebuah pagi, bukan?

Lalu wangi itu membisik.
Aroma gerimis.
Jatuhan rintik.
Sebaris.

Aku tidak perlu membayar, untuk silir angin dan aroma mawar.

Tiba-tiba, seperti kumengerti kenapa tadi senyummu mekar.


April 2005