Thursday, May 6, 2004

Cinta Pada Sepotong Pensil

ibu menuliskan cinta pada pensilnya yang pertama

"tulislah namamu juga, nak," kata ibu berpesan

setelah meruncingkan ujung mata itu, lalu menyimpan



pada tas bertali panjang tersandang di kecil pundaknya.



sejak itu dia berusaha mengingat bentuk jenaka

yang dia yakini adalah lambang dari bunyi namanya,

huruf yang dia ukir di batang pensil pertamanya,



ada bebek, kursi, & burung, berbaris mengucap kata.



setiap hari, dia ingin sekali mengucapkan terima kasih,

atau bilang: Ibu, aku sangat mencintaimu, tapi, selalu

saja dia merasa, Ibunya --- yang selalu memeriksa apakah

pensilnya patah, dan segera meruncingkannya lagi ---

pantas menerima lebih banyak daripada sekadar itu.



Diam-diam ditebaknya siapa gerangan nama ibunya.



Mei 2004