Wednesday, April 14, 2004

Pemandu Wisata

/1/



ke kota ini

datanglah sebagai lelaki

dengan kelicikan berdusta

dan keberanian berdosa: keduanya

kau tenteng di tangan kiri saja.



dan



masukkanlah

tangan kananmu ke saku celana

periksa masihkah ada birahi di sana, juga

seberapa banyak kartu kau punya: keduanya

menentukan seberapa busukkah permainan

dan tipuan yang kami bisa tawarkan.



/2/



di kota ini

menangislah di ruang tunggu bandara

sebelum menit-menit berangkat atau

ketika kau baru saja tiba.



setelah itu:

kau tidak akan sempat bertanya,

kami akan menutup mata Anda

dan memandu setiap tamu

ke tempat-tempat yang sudah

menyediakan jawaban pura-pura

(dusta yang instant, tentu saja).



April 2004